Rabu, 09 November 2011

Kasus Pelanggaran etika Bisnis

Kegiatan bisnis berhubungan dnegan orang lain. Tanpa disadarai bahwa, kasus pelanggaran etika bisnis merupakan kasus yang dianggap wajar pada masa kini. Mungkin, kita tidak sadar bahwa hampir semua kegiatan bisnis melanggar e tika. Contohnya, bila kita melihat iklan produk ditelevis. Antara produk satu dengan yang lainnya saling menjelek – jelekkan dan mengatakan bahwa produk merekalah yang paling bagus. Kadang, kita juga menjumpai beberapa iklan yang menyindir produk lain.

Kegiatan bisnis seharusnya disertai etika yang bagus. Mengapa? Tentu saja karena bisnis adalah kegiatan yang berhubungan dengan ornag lain. Suplier, distributor, dan pelanggan atau konsumen. Bisnis sama seperti bergaul dengan masyarakat luas yang harus memiliki etika. Ketika bergaul dengan masyarakat, bolehkah kita menyinggung perasaan mereka? Bolehkah kita menjelek – jelekkan tetangga didepan orang lain? Jawabannya, tentu saja tidak. Tak pantas bagi kita untuk melanggar etika dalam masyarakat yang tidak tertulis tersebut.

Banyak pesaing membuat mereka melakukan cara – cara yang dianggap tidak beretika. Misalnya menjelek – jelekkan produk pesaing dengan gamblang. Menyindir dan menghina pesaing dalam iklan meski dengan bahasa halus, mendatangi dukun untuk menjatuhkan rivalnya. Pasang susuk untuk melariskan dagangannya, menjual :cewek cantil” agar pelanggan tertarik untuk membeli, dan trik – trik bisnis lain.

Bersainglah secara sehat, beberapa alasan yang membuat para pebisnis melakukan tindakan – tindakan tidak benar, diantaranya sebagai berikut;

1. Banyaknya kompetitor dengan wajah baru yang lebih “segar”

2. Ingin menambah pangsa pasar

3. In gin merajai pasar

Diantara ketiga faktor tersebut, yang memiliki pengaruh paling kuat adalah faktor pertama. Smaa halnya ketika seorang wanita menjelek – jelekkan wanita lain didepan orang tertentu. Apa tujuannya? Sebenarnya, wanita tersebeut menjelek – jelekkan karena merasa iri dan kalah saing dengan wanita yang dijelek – jelekkan atau dia merasa bahwa wanita itu merupakan saingan terberatnya. Untuk merusak namanya, dilakukan tindakan jahat tersebut.

Sama halnya dengan bisnis, setiap hari, banyak sekali pendatang baru yang muncul dengan membawa beragam inovasi dan produk unik. Untuk mempertahankan agar produk perusahaan tetap menjadi yang utama. Dibuatlah ikaln – iklan berupa sindiran terhadap produk lain sejenis. Sindiran bisa berupa sindiran halus maupun kasar. Akibatnya. Konsumen cenderung bingung malah mencibir. “kok, seperti ini?”

Tentu kita kenal dengan istilah “bersainglah secara sehat!’ ya. Begitupun dalam berbisnis. Bersainglah secara sehat tanpa harus menjelek – jelekkan pebisnis lain. Sesuatu yang baik harus diawali dengan hal baik pula.

Sama halnya dengan berbisnis, etika bisnis merupakan hal yang wajib dimiliki dan dilakukan bila kita ingin menjadi seorang pebisnis baik. Tak ada istilah “menghalalkan segala cara” untuk mencapai apa yang diinginkan. Sayangnya, hal – hal tersebut rupanya sudah tidak dimiliki lagi oleh banyak pebisnis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar